Strukturkulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis). Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
PROSES SENSASI SAMPAI PERSEPSI PADA MANUSIA 1. Penjelasan proses sensasi persepsi pada manusia – Stimulus stimulus adalah objek seperti cahaya, suara, sentuhan. – Ambang batas kemampuan untuk ditangkap, tergantung dari objeknya apakah termasuk dari stimulus kuat atau stimulus lemah. – Panca indera terdiri dari penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, pengecap, dan yang terakhir extrasensories sixcence – Sensasi sensasi adalah proses yang belum dimaknai – Proses yang mempengaruhi presepsi sesuatu yang kita alami, terdiri dari persepsi visual, dan persepsi individu. *dari sensasi ke proses yang mempengaruhi persepsi merupakan proses pengiriman ke otak* 2. Faktor yang mempengaruhi persepsi, terdiri dari a. Faktor internal – PANCA INDERA 1. Indera Pengelihatan – Mata terdiri dari Otot Mata. Bola Mata. Saraf Mata. – Alat tambahan mata yaitu o Alis Mata berfungsi untuk melindungi mata dari keringat. o Kelopak Mata melindungi mata dari benturan. o Bulu Mata melindungi mata dari cahaya yang kuat, debu dan kotoran. – Fungsi bagian – bagian indra penglihatan adalah sebagai berikut o Kornea selaput tanduk berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam. o Iris selaput pelangi berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata. o Pupil anak mata berfungsi sebagai jalan pengatur keluar masuknya cahaya ke dalam mata. o Lensa mata berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskannya ke bagian mata yang lebih dalam. o Retina selaput jala berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang kemudian dikirim oleh oleh saraf mata ke otak. o Urat saraf mata berfungsi meneruskan rangsang cahaya dari retina ke otak. o Otot mata berfungsi mengatur gerakan bola mata. o Kunjongtiva berfungsi sebagai membran pelindung pada mata. o Skrela berfungsimelindungi bola mata. o Koroid berfungsi memberi/mensuplai makanan pada mata. 2. Indera Pendengaran dan Kesimbangan -Indera pendengar adalah telinga yang terdiri dari o Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran o Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar martil, landasan dan sanggurdi dan saluran eustachius. o Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput koklea – Fungsi bagian-bagian indra pendengar o Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi. o Gendang telinga berfungsi menerima rangsang bunyi dan meneruskannya ke bagian yang lebih dalam. o Tiga tulang pendengaran tulang martil, landasan dan sanggurdi berfungsi memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput. o Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea rumah isput berfungsi mengubah impuls dan diteruskan ke otak. Tga saluran setengah lingkaran juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh. o Saluran eustus menghubachiungkan rongga mulut dengan telinga bagian luar. 3. Indera Peraba – Bagian indra peraba yang paling peka o Ujung Jari o Telapak Tangan o Telapak Kaki o Bibir o Alat Kemaluan. – Fungsi bagian-bagian kulit o Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit dan mencegah penguapan air dari dalam tubuh. o Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat o Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh o Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut o Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh. 4. Indera Pembau – Fungsi bagian-bagian indra pembau o Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara o Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas o Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai indera pembau o Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernapasan o Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan yang ke otak 5. Indera Pengecap • Daerah-daerah peka pada lidah o Pangkal Lidah dapat mengecap rasa pahit o Tepi Lidah mengecap rasa asin dan rasa asam o Ujung Lidah dapat mengecap rasa manis. Sumber b. Faktor eksternal a. objek yang di persepsi adalah stimulus yang memicu atau merangsang alat indera atau reseptor, sebagian besar stimulus itu dating dari luar, ada juga stimulus yang dating dari dalam individu yang memersepsi b. nilai-nilai dan kebutuhan individu adalah suatu stimulus yang dibutuhkan untuk seseorang dalam bersosisalisasi kepasa oranglain. 2. SISTEM SYARAF Sel saraf atau neuron merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus rangsang. Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf. 3. PERHATIAN Perhatian Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang didalam maupun yang ada diluar Dakir, 1993 114 . Dengan kata lain, perhatian adalah pemprosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proses kognitif lainnya. Groover menyebutkan bahwa faktor yang memengaruhi persepsi dan ingatan adalah perhatian. Perhatian merupakan aktivitas menjaga sesuatu tetap dalam pikiran yang membutuhkan kerja mental dan konsentrasi. Terdapat 5 jenis perhatian, yaitu a. Perhatian selektif Selective Attention; Perhatian selektif terdapat pada situasi dimana seseorang memantau beberapa sumber informasi sekaligus. Penerima informasi harus memilih salah satu sumber informasi yang paling penting dan mengabaikan yang lainnya. Faktor-faktor yang memengaruhi perhatian selektif adalah harapan, stimulus, dan nilai-nilai. Penerima informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi dan memberikan perhatian lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang paling memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi yang paling penting. b. Perhatian terfokus Focused Attention; Perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana seseorang diberikan beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama selang waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh terhadap perhatian terfokus adalah jarak dan arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar. Penerima informasi akan lebih mudah menerima informasi dari sumber yang berada langsung di depannya. c. Perhatian terbagi Divided Attention; Perhatian terbagi terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima informasi dari berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis pekerjaan sekaligus. d. Perhatian yang terus menerus Sustained Attention; Perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama. Dalam situasi ini sangat penting bagi penerima informasi untuk mencegah kehilangan sinyal. e. Kurang perhatian Lack of Attention; Kurang perhatian merupakan situasi dimana penerima informasi tidak berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. Ciri-ciri pekerjaan yang dapat menimbulkan situasi kurang perhatian adalah pekerjaan dengan siklus pendek, sedikit membutuhkan pergerakan tubuh, lingkungan yang hangat, kurangnya interaksi dengan pekerja lain, motivasi rendah, dan tempat kerja memiliki pencahayaan yang buruk. sumber 3. Proses Penambahan Sensasi – Persepsi • Stimulus, energy yang dihasilkan oleh respon pada organ pengindraan yang langsung berpengaruh pada kelakuannya. • Transductive, penalaran/pemikiran yang diamati secara acak dan tidak terfokus pada satu objek. • Brain primary area, daerah sensorik primer, area otak utama yang menerima informasi sensorik dari proyeksi saraf utama. • Brain association area, bagian dari otak yang terhubung ke fungsi bagian utama dari syaraf utama. Daerah ini bertanggung jawab untuk berpikir, memori, dan pembelajaran, dalam kombinasi dengan bagian-bagian utama. • Personalized perception, suatu stimulus yang keluar dengan sendirinya dari dalam diri sendiri secara ilmiah. Memangrasanya aneh, dan rasanya kalau memang tidak cinta ya sebaiknya lepas. Kalau sudah sama-sama tidak cinta, ya dikomunikasikan. Dan cari solusi, entah berpisah atau lainnya. Setidaknya pasangan tahu, dan ada penyelesaiannya. Ada pergerakan, kalian tahu harus melakukan apa. Jangan hanya didiamkan saja. Karena itu hanya akan saling menyakiti. Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa a. Penyebaran reseptor rasa di berbagai daerah pada lidah menentukan tingkat kepekaan tiap daerahnya terhadap setiap rasa. b. Tingkat kepekaan ORT dan waktu adaptasi OFT seseorang terhadap rangsangan bau ditentukan beberapa factor salah satunya oleh jumlah reseptor olfaktori yang terdapat dalam indera penciumannya. c. Jumlah dan persebaran reseptor panas, dingin, dan sentuhan adalah berbeda pada setiap bagian tubuh manusia. d. Jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta mata kanan adalah relatif sama dengan mata kiri. e. Refleks dan diameter pupil seseorang dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan intensitas cahaya dan daya akomodasi matanya. Figures - uploaded by Ahmad ArsyadiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Ahmad ArsyadiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN SISTEM SENSORI Nama Ahmad Arsyadi NIM 12640024 Asisten Mbak Rahmiyati Kelompok 1 Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014 I. Tujuan Percobaan a. Pengecap 1. Menentukan daerah penyebaran reseptor rasa pada lidah. 2. Menentukan tingkat kepekaan berbagai daerah di lidah terhadap setiap rasa. b. Pembau 1. Mengetaui tingkat kepekaan seseorang terhadap rangsangan bau. 2. Mengetahui waktu adaptasi reseptor pada indera pembau. c. Reseptor Panas dan Dingin 1. Membandingkan jumlah reseptor panas badan Ruffini dan dingin badan Krause pada kulit. 2. Mengetahui persebaran reseptor sentuhan badan Meissner pada kulit. d. Bintik Buta Menentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta. e. Refleks Pupil 1. Mengetahui refleks pupil terhadap intensitas cahaya. 2. Mengetahui refleks pupil terhadap akomodasi mata. II. Dasar Teori Perspesi yang ada di dunia yaitu tekstur, warna, suara, hangat, bau, dan rasa ditimbulkan oleh otak akibat adanya impuls elektrokimiawi pada sel saraf yang dihantarkan ke otak dari reseptor sensori. Reseptor ini mengubah mentransduksi berbagai energi yang ada di dunia nyata menjadi energi impuls untuk dihantarkan ke sistem saraf pusat oleh sel-sel saraf sensori Fox, 2008. Menurut Fox 2008, reseptor sensori dapat dibagi menjadi empat macam menurut tipe energi stimulus yang ditransduksinya. Pembagian ini meliputi 1. Kemoreseptor, merupakan reseptor stimulus berupa zat-zat kimia yang ada di lingkungan atau darah papil pengecap, epitel olfaktori, aorta, dan badan carotid. 2. Fotoreseptor, meliputi sel-sel kerucut dan sel-sel batang pada retina mata. 3. Termoreseptor, yang peka terhadap kondisi panas dan dingin badan Crausse dan badan Ruffini pada kulit. 4. Mekanoreseptor, yang distimulasi oleh adanya perubahan bentuk mekanik dari reseptor membran sel reseptor sentuhan dan tekanan pada kuli serta sel rambut pada bagian dalam telinga. Reseptor juga dapat dibagi menjadi dua macam menurut tipe informasi dalam sel saraf sensori yang dihantarkan ke otak. Proprioreceptor merupakan reseptor yang peka terhadap posisi badan dan pergerakann tulang gelendong otot, tendon, dan reseptor tulang sendi. Jenis kedua adalah Cutaneous receptor meliputi reseptor sentuhan dan tekanan, reseptor panas dan dingin, dan reseptor sakit Fox, 2008. 1. Kemoreseptor a. Lidah Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khususnya pengecap dan pembau. Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh-pembuluh darah dan urat ssaraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah. Pada bagian posteriornya terdapat struktur ligamen halus frenulum linguae yang mengkaitkan bagian tersebut pada dasar mulut Irianto, 2012. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Saat dijulurkan, ujung lidah akan meruncing dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah akan membulat. Selaput lendir lidah selalu lembab dan pada waktu sehat berwarna merah jambu Irianto, 2012. Sel reseptor pengecap pada mamalia adalah sel epitel termodifikasi yang terorganisasi menjadi kuncup pengecap taste bud yang tersebar di sejumlah area lidah dan lidah terasosiasi dengan penjuluran berbentuk puting yang disebut papila yang bertugas untuk untuk mengenali berbagai macam rasa Guyton, 2006. Menurut Irianto 2012, permukaan atas lidah ditutupi papilla-papila yang mempunyai kepekaaan sendiri-sendiri dan terdiri atas tiga bagian, yaitu a1. Papila sirkumvalata, ada delapan hingga dua belas dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papila ini adalah jenis papilla yang terbesar dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. a2. Papila fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah serta berbentuk seperti jamur. a3. Papila filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan cita rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf pembau bukan ujung saraf pengecap. Supaya dapat dirasakan semua, makanan harus menjadi cair serta benar-benar bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga. Adaptasi dari rasa kecap mula-mula berlangsung cepat dalam 2-3 detik, kemudian adaptasi berjalan lambat Irianto, 2012. Acuan untuk pengajaran peta rasa pertama kali diungkapkan oleh Hanig untuk meraih gelar doctor dan dipublikasikan pada Philosophisce Studien tahun 1901 menyatakan bahwa peta rasa di lidah terdiri atas empat bagian, yaitu rasa manis, asin, asam, dan pahit Irianto, 2012. Gambar Umami Peta rasa ini dikatakan sudah kadaluarsa karena setelah dikaji dan diteliti selama 100 tahun, para ilmuan menemukan bahwa otak dapat menginterpretasikan rasa kelima yaitu umami enak,sedap,lezat melalui serangkaian reaksi kimia di dalam sel rasa taste cell yang terdapat pada kuncup rasa taste bud di lidah. Kuncup ini berbentuk menyerupai bawang, terdiri atas 50-100 sel rasa yang masing-masing mempunyai mikrovili dan pori rasa taste pore Irianto, 2012. Menurut Ganong 1998, reseptor rasa asam kecut dirangsang oleh ion H+, bukan anion yang terkait. Untuk setiap bahan asam, rasa asam biasanya setara dengan konsentrasi H+, tetapi asam-asam organic sering lebih asam daripada asam mineral dengan konsentrasi H+ yang sama. Hal ini menurutnya disebabkan karena asam organik lebih cepat menembus sel daripada asam mineral. Rasa asin dihasilkan oleh Na+. Beberapa senyawa organik juga terasa asin, misalnya dipeptida lisiltaurin dan orniltaurin terasa asin, dan berdasarkan beratnya, lisiltaurin lebih kuat daripada NaCl. Sebagian besar rasa bahan yang terasa manis adalah bahan organik seperti sukrosa, maltosa, laktosa, glukosa, serta bahan lain seperti polisakarida, gliserol, kloroform, dsb. Bahan yang sering digunakan untuk menguji rasa pahit adalah kina sulfat yang disebabkan oleh adanya kation. Adapun rasa umami ditimbulkam oleh glutamat, asam amino yang banyak terdapat pada protein daging, ikan, dan legum Ganong, 1998. Menurut Irianto 2012, kerjasama antara indera pengecap dan pembau dapat mempengaruhi nafsu makan seseorang. Di samping itu juga mempengaruhi produksi kelenjar air liur. Bila aroma makanan itu sedap dan rasanya lezat, maka nafsu makan seseorang akan meningkat, dan produksi air liur juga akan meningkat untuk ditelan. Sebaliknya jika suatu zat berbau busuk, maka nafsu atau selera makan akan turun, tetapi produksi air liur akan meningkat untuk ditelan. Banyak serangga memiliki indera rasa yang berkembang sangat baik. Kupu-kupu admiral merah dapat merasakan larutan sukrosa sebanyak 0,000078 molar yang terlau uncer untuk kita rasakan. Reseptor rasa kupu-kupu tersebut terletak di kaki-kakinya. Insekta lain memiliki reseptor rasa pada antena dan bagian-bagian mulutnya Kimball, 1983. b. Hidung Penciuman Hidung dan pengecap Lidah secara umum diklasifikasikan sebagai indera visceral karena kaitannya yang erat dengan fungsi saluran cerna. Secara fisiologis keduanya berkaitan satu sama lain sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, kedua indera ini secara anatomis agak berbeda. Reseptor penciuman merupakan reseptor jarak jauh telesepator, jalur penciumannya tidak memiliki penyambung di thalamus, dan tidak terdapat daerah proyeksi neokorteks untuk penciuman. Sedangkan pada lidah, jalur pengecapannya berjalan melewati batang otak ke thalamus dan berproyeksi ke girus postsentralis bersama dengan jalur untuk sensibilitas sentuh dan tekan dari mulut Ganong, 1998. Menurut Fox 2008, reseptor yang bertanggung jawab terhadap olfaksi atau sensasi bau terletak pada epitel olfaktori. Apparatus olfaktori terdiri atas sel-sel reseptor sel saraf bipolar, sel-sel tiang, dan sel-sel batang. Sel-sel batang akan berdegenerasi untuk membentuk sel-sel reseptor baru setiap satu atau dua bulan untuk menggantikan sel saraf yang rusak akibat terbukanya dan bersentuhan dengan udara dingin dari lingkungan. Sel-sel tiang merupakan sel epitel yang kaya akan enzim untuk terjadinya oksidasi hidropobik. Setiap sel saraf bipolar memiliki satu dendrit yang menembus masuk ke rongga hidung dan terdapat knob yang bersilia di ujungnya. Dendrit pada sel saraf sensori ini memiliki protein reseptor olfaktori pada silianya yang berfungsi untuk mengikat dan menangkap molekul bau yang berupa uap Fox, 2008. Fungsi hidung adalah untuk menerima rangsangan bau-bauan yang dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa pembauan ini sangat peka dan kepekaannya mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama dalam waktu yang cukup lama. Rasa pembauan ini juga dapat diperlemah bila selaput lendir sangat kering, sangat basah dan membengkak pilek atau flu. Bau-bauan dilukiskan sebagai bau harum dan bau busuk Irianto, 2012. Menurut Irianto 2012, adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2-3 detik kemudian adaptasi berjalan lambat. Suatu hal yang istimewa dalam pembauan manusia adalah bahwa kita dapat membaui sesuatu walau kadar zat tersebut dalam udara sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembauan yang sangat hebat karena terdapat banyak sekali reseptor pembau yang sensitif pada hidungnya Irianto, 2012. Ngengat ulat sutra jantan dapat mencium feromon yang dikeluarkan ngengat betina yang jauhnya dua sampai tiga mil. Reseptor baunya, sebagaimana kebanyakan insekta, terdapat pada antena. Ular dan kadal mempunyai organ reseptor bau yang amat baik, yaitu organ Jacobson yang terletak di langit-langit mulut. Secara bergantian mereka mengeluarkan lidahnya ke udara dan kemudian ke dalam organ Jacobson sehingga mereka merasakan udara dan mendeteksi adanya bau Kimball, 1983. c. Kulit Kulit atau kutis merupakan salah satu organ yang paling luas permukaannya dan sangat penting bagi tubuh, yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga memiliki banyak fungsi yaitu sebagai alat pengeluaran, pelindung tubuh terhadap air, cuaca dan keadaan lingkungan lain, sebagai pengatur panas, sebagai alat pertahanan tubuh, sebagai alat indera untuk perasa dan peraba Irianto, 2012. Menurut Irianto 2012, di dalam kulit terdapat sejumlah reseptor untuk berbagai jenis rangsangan, dan paling sedikit terdiri atas lima jenis penginderaan, yaitu rabaan sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan sakit nyeri. Reseptor-reseptor tersebut tidak secara merata tersebar di kulit tubuh, demikian pula perbandingan jumlah untuk masing-masing reseptor tidak sama. Jumlah reseptor untuk rasa sakit hampir 27 kali lebih banyak daripada reseptor untuk dingin, sedang reseptor dingin berjumlah 10 kali lebih banyak daripada reseptor untuk panas. Sensasi pada kulit seperti yang telah disebutkan di atas ditangkap oleh dendrit yang terdapat di ujung berbagai sel saraf sensori yang berbeda pula. Reseptor rasa panas, dingin, dan sakit merupakan ujung dari sel saraf sensori yang naked telanjang. Sensasi rasa sentuh difasilitasi oleh adanya dendrit yang mengelilingi folikel rambut dan diperluas oleh ujung dendrite yang disebut badan Ruffini dan piringan Merkels. Sensasi rasa sentuh dan tekanan juga difasilitasi oleh dendrit yang dibungkus dalam struktur yang bervariasi seperti badan Meissner dan badan Pacini Fox, 2008. Menurut Irianto 2012, untuk rangsangan mekanik diperlukan beberapa reseptor khusus, ujung cabang-cabang halus serabut saraf yang berada di antara sel-sel epidermis dan berfungsi untuk rangsangan berbentuk sentuhan halus, sedang untuk rabaan yang agak kasar diperlukan reseptor yang berada di antara epidermis dan dermis. Untuk rabaan yang lebih kasar berupa tekanan pada kulit diperlukan reseptor khusus yang berbentuk seperti bawang yang terletak dalam dermis lebih dalam. Pada kulit telapak tangan, khususnya di ujung-ujung jari banyak ditemukan reseptor untuk sentuhan dan rabaan. Reseptor untuk rangsangan sakit nyeri dijumpai pada ujung-ujung percabangan serabut saraf yang menyebar pada dermis kulit secara meluas. Walaupun suhu merupakan rangsangan dalam satu kelompok, namun untuk merasakan perbedaan suhu, kulit dilengkapi dengan reseptor khusus yang berbeda strukturnya antara reseptor untuk suhu dingin dan suhu panas Irianto, 2012. Menurut Irianto 2012, indera yang disebutkan di atas tidak terbatas pada kulit saja, melainkan juga ditemukan pada selaput lendir mulut dan lidah. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa lidah kita dapat merasakan sakit, dingin, panas, dan dapat merasakan kasar halusnya permukaan makanan dalam mulut. Impuls saraf yang terbentuk oleh rangsangan pada setiap reseptor alat indera tersebut akan dijalarkan melalui serabut saraf menuju ke medulla spinalis untuk refleks dan ke korteks otak untuk penghayatan informasi yang diperoleh. d. Mata Mata adalah organ indera yang kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka sinar yang primitif pada permukaan invertebrata. Di dalam wadahnya yang protektif, setiap mata memiliki sebuah lapisan reseptor-reseptor, sebuah lensa yang memfokuskan cahaya ke reseptor tersebut, dan sebuah sistem saraf yang menghantarkan impuls dari reseptor ke otak Ganong, 1998. Struktur bola mata terdiri atas sklera, yaitu lapisan paling luar dari mata yang keras dan terdiri dari jaringan konektif dan jika dilihat dari luar merupakan bagian yang berwarna putih. Jaringan sklera berhubungan dengan kornea yang masuk melewati kornea menuju ruang anterior mata. Kemudian cahaya melewati sebuah celah yaitu pupil yang dikelilingi oleh serabut otot berpigmen yang dikenal dengan iris. Setelah melewati pupil, cahaya masuk melalui lensa Fox, 2008. Mata berbentuk seperti bola, terletak di dalam rongga mata. Dinding rongga mata itu ialah tulang-tulang tengkorak yang sangat keras. Hal ini baik sekali untuk melindungi mata yang lunak. Bola mata memiliki garis tengah kira-kira 2,3 cm. Bagian depannya bening. Alat penerima rangsang cahaya yang akan dihayati oleh otak sebagai penglihatan ini terdapat di dalam bola mata berbentuk sebagai selaput jala atau retina. Bagian dari alat penglihatan beserta kelengkapannya ialah bola mata, otot-otot penggerak bola mata, kelopak mata, dan kelenjar air mata Irianto, 2012. Menurut Kimball 1983, mata manusia terdiri atas tiga lapisan, yaitu Lapisan luar atau lapisan sklera yang sangat kuat. Lapisan ini membentuk kornea yang bening yang menerima cahay masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan. Permukaan kornea tetap basah dan bebas debu karena sekresi dari kelenjar air mata. Lapisan tengah mata, yaitu lapisan koroid, amat berpigmen dengan melanin dan sangat banyak pembuluh darah. Lapisan ini sangat berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang di dalam mata. Di bagian depan mata, lapisan koroid membentuk iris. Iris juga dapat berpigmen dan bertanggung jawab terhadap warna mata. Suatu bukaan, yaitu pupil biji mata ada di tengah iris. Besarnya bukaan ini bermacam-macam dan dikendalikan secara otomatis Kimball, 1983. Menurut Kimball 1983, pada saat cahaya suram saat ada bahaya, pupil membesar agar cahaya yang masuk ke mata menjadi lebih banyak. Pada cahay terang, pupil mengecil. Hal ini tidak saja melindungi bagian dalam mata dari penerangan yang berlebihan, tetapi juga memperbaiki kemampuan pembentukan bayangan dari kedalaman medan. Lapisan dalam mata adalah retina. Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu sel batang dan sel kerucut yang tersusun rapat tepat di bawah permukaan retina. Sel batang, kira-kira ada 100 juta batang dalam setiap mata. Sel batang terutama dipakai untuk penglihatan dalam cahaya suram dan teramat peka terhadap cahaya. Akan tetapi, bayangan yang dibentuk batang-batang ini tidak tajam. Batang berfungsi dalam kelompok. Dengan kata lain, sejumlah batang berbagi satu rangkaian saraf ke otak. Satu batang dapat mengawali impuls dalam rangkaian tersebut tetapi otak tidak mungkin untuk menentukan batang mana dalam kumpulan itu yang terlibat. Agar cahaya dapat diserap, harus ada bahan penyerap cahaya, yaitu suatu pigmen pada batang yaitu rodopsin, suatu protein terkonjugasi Kimball, 1983. Sel kerucut, kira-kira sekitar pada setiap millimeter persegi di satu daerah retina, yaitu fovea, suatu daerah tepat di seberang lensa. Berbeda dari batang, kerucut hanya bekerja dalam cahaya terang yang membuat kita dapat melihat warna-warna. Setiap macam kerucut mengandung suatu pigmen yang paling baik menyerap salah satu di antara ketiga warna utama, merah, hijau, dan biru. Secara teori, otak dapat mencampurkan tiga sensasi warna utama untuk membentuk satu dari lebih berbagai corak warna yang dapat dibedakan oleh mata yang terlatih dengan baik Kimball, 1983. Lensa terdapat di belakang iris selaput pelangi berbentuk bulat dengan dua permukaan cembung kea rah depan dan belakang. Jadi, lensa mata merupakan lensa bikonveks. Lensa ini bersifat kenyal dan dilindungi oleh suatu bungkus lensa. Agar tidak berpindah tempat, maka pada bungkus lensa diperkuat dengan alat penggantung sebagai tali temali yang berpangkal di belakang iris. Pada pangkal tali temali tersebut terdapat otot pengatur kecembungan lensa. Untuk melihat dekat, lensa harus lebih cembung agar bayangan dapat jatuh pada selaput jala. Kecembungan lensa mata disebabkan kontraksinya otot-otot polos tadi. Proses mencembungnya lensa mata disebut amomodasi. Terlalu lama melihat dekat, misalnya membaca terus-menerus menyebabkan capai karena kontraksinya otot yang terus-menerus Irianto, 2012. Gangguan penglihatan dapat disebabkan karena kelainan lensa. Bila pada pandangan jauh, bayangan jatuh di muka retina menyebabkan kelianan yang dinamakan miopi. Keadaan ini harus dibetulkan dengan memakai kacamata yang lensanya cekung atau kacamata negatif, sebaliknya penglihatan pada pandangan dekat yang memberikan pandangan yang jatuh di belakang retina akan menyebabkan kelainan penglihatan yang disebut hipermetropi. Untuk membetulkan kelainan ini dipergunakan kacamata dengan lensa cembung atau kaca mata positif. Pada usia lanjut, kekenyalan lensa sudah berkurang, hingga akomodasi sudah berkurang kemampuannya. Orang tersebut membutuhkan kacamata dengan lensa cembung untuk membaca. Keadaan penglihatan tersebut dinamakan presbiopi. Penglihatan yang normal disebut emetropi Irianto, 2012. III. Bahan dan Metode Kerja a. Alat dan Bahan 1. Pengecap Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cotton bud, cawan petri, sapu tangan, gelas kimia, dan tissue atau kapas. Bahan yang dibutuhkan adalah larutan garam, larutan cuka, larutan gula, larutan kina, larutan MSG, dan air putih. 2. Pembau Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol flakon dan stopwatch. Bahan yang dibutuhkan adalah minyak angin dan parfum. 3. Reseptor Panas dan Dingin Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah penggaris, jarum pentul, jangka, gelas kimia, pulpen, dan sapu tangan. Bahan yang dibutuhkan adalah air panas dan air dingin. 4. Bintik Buta Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah uang logam 100 rupiah sebanyak 5 buah, kertas A4, dan penggaris. 5. Refleks Pupil Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah penggaris, senter, dan stopwatch. b. Metode Kerja 1. Pengecap Percobaan kali ini dilakukan dengan dibersihkannya gusi dan lidah terlebih dahulu berkumur kemudian dikeringkan dengan tissue atau kapas. Cawan petri yang sudah disiapkan sebelumnya dituangkan cairan lalu cotton bud direndam dalam setiap larutan. Setelah mata praktikan ditutup, cotton bud disentuhkan pada beberapa daerah lidahnya lalu ditanyakan rasa apa yang dirasakan. Bila jawaban praktikan sesuai dengan larutan yang dicobakan, diberikan tanda + pada gambar lidah dan bila tidak sesuai diberikan tanda -. Kemudian intensitas rasa pada setiap daerah lidah yang diuji ditentukan dengan tanda – tidak terasa, + kurang terasa, ++ terasa, dan +++ sangat terasa. Percobaan ini diulangi dengan cotton bud yang lain sesuai larutannya dan diujikan pada orang lain dan dibandingkan hasilnya. Berdasarkan hasil percobaan, dibuatkan peta penyebaran reseptor rasa pada lidah. 2. Pembau Percobaan kali ini dilakukan dengan dituangkannya bahan uji pada botol flakon secukupnya. Langkah selanjutnya adalah lubang hidung sebelah kiri praktikan ditutup dan bahan ditempatkan kurang-lebih 30 cm dari hidung praktikan. Kemudian tutup botol flakon dibuka dan dikibaskan dengan tangan. Saat membaui bahan uji, mulut praktikan harus dalam keadaan tertutup. Kemudian waktu sejak mulainya proses membaui hingga bau bahan tersebut tidak terasa lagi Olfactory Fatigue Times OFT dicatat dan botol flakon ditutup lalu diulangi untuk bahan lainnya segera setelah OFT untuk bahan pertama tercapai. Percobaan diulangi sebanyak tiga kali untuk dihitung nilai rata-rata OFTnya. Setelah OFT tercapai untuk semua bahan, praktikan diminta untuk membuka lubang hidungnya. Kemudian, secara berurutan dari bahan pertama hingga kedua, dikibaskan dan ditanyakan apakah praktikan kesulitan untuk mencium bau lalu dicatat hasil pengamatannya. 3. Reseptor Panas dan Dingin a. Reseptor panas dan dingin Percobaan kali ini dilakukan dengan dibuatkannya kotak berukuran 2,8 x 2,8 cm pada tangan bagian dorsal lalu dibagi menjadi 64 kotak. Langkah selanjutnya dilakukan dengan dimasukkannya jarum ke dalam gelas kimia yang berisi air panas dan jarum lain pada air dingin. Setelah lima menit, masing-masing jarum tersebut disentuhkan sebentar ke dalam kotak bujur sangkar pada praktikan secara berurutan lalu dicatat hasilnya dengan diberikan tanda + untuk kotak yang merasakan dan tanda – untuk kotak yang tidak merasakan. b. Reseptor Sentuhan Percobaan ini dilakukan dengan ditutupnya mata praktikan dengan salah satu lengannya diletakkan di atas meja dan diletakkannya kaki jangka pada jarak 3 cm lalu disentuhkan dengan tekanan ringan kedua kaki jangka secara bersama-sama pada bagian ventral lengan bawah praktikan. Jika praktikan merasakan dua titik, jarak antara kedua kaki jangka diperkecil, dan jika praktikan merasakan satu titik, jarak antara kedua kaki jangka diperbesar. Jarak antara kedua kaki jangka diperkecil sedikit demi sedikit hingga diperolah jarak terpendek yang masih dirasakan dua titik oleh praktikan kemudian dicatat hasilnya. Setelah dilakukan, semua langkah tersebut diulangi pada lengan bawah dorsal, telapak tangan ventral dan dorsal, ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, dahi, pipi, tengkuk, serta bibir. 4. Bintik Buta Percobaan kali ini dilakukan dengan disusunnya lima buah mata uang logam lurus ke belakang dengan jarak masing-masing 8 mm dan ditandai lokasi uang logam pada kertas. Kemudian salah satu mata praktikan ditutup dengan karton tebal sedangkan mata yang satunya ditujukan pada bagian tengah dari uang logam yang terdepan. Setelah itu, praktikan ditanya tentang jumkah uang logam yang terlihat dan mana yang tidak. Kemudian jarak antar mata uang logam tersebut diubah diperbesar atau diperkecil lalu ditandai setiap posisi uang logam pada kertas dan dibandingkan hasilnya. Setelah semua langkah dilakukan, mata yang lain diujikan kembali sama dengan langkah-langkah di atas. 5. Refleks Pupil a. Refleks pupil terhadap intensitas cahaya Percobaan kali ini dilakukan dengan diletakkannya penggaris di bawah salah satu mata praktikan pada ruangan terang untuk diukur diameter pupilnya dan dicatat. Setelah itu, praktikan diminta untuk menutup matanya. Secara mendadak, praktikan diminta untuk membuka matanya kembali lalu diukur diameter pupilnya dan dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya refleks pupil. Pada keadaan gelap, praktikan diminta untuk menutup kembali matanya dengan penggaris diposisikan dibawah salah satu matanya. Langkah selanjutnya dilakukan dengan diberikannya tanda kepada praktikan untuk membuka matanya lalu diterangi matanya dengan senter secara bersamaan dan diukur diameter pupilnya serta dicatat waktu yang diperlukan untuk refleks pupil kemudian dibandingkan dengan hasil percobaan sebelumnya. b. Refleks pupil terhadap akomodasi mata Percobaan ini dilakukan dengan diukurnya diameter pupil praktikan pada keadaan normal dengan diletakkannya penggaris di bawah salah satu matanya. Langkah berikutnya yaitu paraktikan diminta untuk melihat benda-benda yang jauh letaknya dan diukur diameter pupilnya. Setelah dilakukan, praktikan diminta kembali untuk melihat benda-benda yang dekat letaknya lalu diukur diameter pupilnya. Pada jarak yang sama, langkah percobaan di atas diulangi pada praktikan yang memiliki mata minus tanpa menggunakan kacamata dan dibandingkan hasilnya. IV. Hasil dan Pembahasan a. Pengecap Percobaan ini bertujuan untuk menentukan daerah penyebaran reseptor rasa pada lidah dan untuk menentukan tingkat kepekaan berbagai daerah di lidah terhadap setiap rasa. Adapun prinsip kerja percobaan ini adalah dengan menyentuhkan cotton bud yang telah direndam pada berbagai larutan ke setiap bagian lidah untuk berikutnya ditandai dan dijadikan data pengamatan. Setelah praktikan melakukan percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut Gambar a. b. c. d. e. Ket a. Larutan gula b. Larutan garam c. Larutan cuka d. Larutan MSG e. Larutan kina Berdasarkan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk puting pengecap untuk reseptor rasa manis banyak terdapat di bagian ujung lidah, reseptor rasa pahit banyak terdapat di bagian pangkal lidah, reseptor rasa umami banyak terdapat di bagian tengah lidah, reseptor rasa asin banyak terdapat dibagian tepi depan lidah, dan reseptor rasa asam banyak terdapat di bagian tepi belakang, sehingga dapat dikatakan sesuai dengan teori aslinya. Gambar a hingga e menunjukkan adanya perbedaan tingkat kepekaan rasa antar larutan pada berbagai daerah di lidah. Menurut Irianto 2012, perbedaan yang mendasari kualitas rasa tersebut adalah terletak pada mekanisme jalur biokimia yang terjadi untuk setiap rasa. Senyawa kimia yang memberikan rasa asin, asam, dan gurih secara langsung akan bergerak melalui kanal ion, sedangkan pada rasa pahit dan manis perlu pengikatan senyawa kimia dengan permukaan reseptor rasa terlebih dahulu sehingga kualitas kepekaannya lebih rendah dibandingkan ketiga rasa lainnya. Adapun perbedaan tingkat kesukaan rasa tertentu didasarkan atas kebutuhan tubuh terhadap ion-ion dalam setiap rasa. Menurut Ganong 1998, tubuh lebih membutuhkan banyak ATP dalam memenuhi energinya sehingga manusia lebih cenderung menyukai rasa manis, suka rasa asin disebabkan tubuh membutuhkan ion Na+ dalam penyerapan glukosa, suka rasa umami disebabkan tubuh membutuhkan banyak asam amino dalam metabolisme selnya, dan tidak suka rasa asam serta pahit dikarenakan kedua rasa tersebut cenderung erat kaitannya dengan rasa basi dan racun. Perbedaan jenis kelamin tidak begitu dibahas dalam percobaan ini dikarenakan hanya menggunakan satu probandus, perempuan saja atau laki-laki saja. Namun, menurut Fox 2008, wanita memiliki tingkat kepekaan yang lebih tinggi dibandingkan pria disebabkan oleh jumlah papilla pengecap serta reseptor rasa yang dimiliki terdapat lebih banyak pada lidah wanita. b. Pembau Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepekaan seseorang terhadap rangsangan bau dan untuk mengetahui waktu adaptasi reseptor pada indera pembau. Adapun prinsip kerja percobaan ini adalah dengan dikibaskannya botol flakon yang berisi bahan uji kea rah lubang hidung dengan perlakuan dibuka salah satu atau kedua lubang hidung probandus. Setelah praktikan melakukan percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut x♀ parfum satu lubang 2,5 x♀ parfum dua lubang 3 x♀ minyak angin satu lubang 2,5 x♀ minyak angin dua lubang 2,5 x♂parfum satu lubang 5,5 x♂parfum dua lubang 3 x♂minyak angin satu lubang 4,5 x♂minyak angin dua lubang 2,5 ket x rata-rata Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa nilai OFT terbesar adalah dari probandus laki-laki. Namun, menurut Ganong 1998, OFT terbesar ORT terkecil adalah terletak pada wanita bukan laki-laki. Menurutnya, jumlah sel olfaktori reseptor penciuman pada wanita terdapat lebih banyak dibandingkan laki-laki sehingga menurunkan nilai ORT sebaliknya menaikkan nilai OFT wanita. ORT merupakan nilai yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan seseorang untuk dapat membaui suatu zat peka, sedangkan OFT merupakan nilai yang menunjukkan waktu yang dibutuhkan adaptasi atau densisitas seseorang hingga kehilangan bau zat tersebut. Hal inilah yang menyebabkan wanita pada umumnya memiliki tingkat kepekaan dan daya tahan pembau yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki Ganong, 1998. Perbedaan hasil yang diperoleh dengan teori aslinya ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan pembau yang mungkin dialami oleh probandus wanita seperti hiposmia berkurangnya kepekaan menghidung akibat sakit atau pilek, bagian rongga hidung yang mengandung reseptor penciuman kurang mengalami ventilasi, dsb. Berdasarkan data di atas juga dapat dilihat adanya perbedaan OFT antara perlakuan ditutupnya satu lubang hidung dengan yang terbuka semua. Menurut Irianto 2012, dalam keadaan satu lubang tertutup, sel-sel saraf penciuman tidak dapat berfungsi secara sempurna sehingga kepekaan terhadap rangsangan bau menjadi lebih rendah. Sedangkan pada keadaan terbuka dua-duanya, sel-sel saraf olfaktori dapat berfungsi secara sempurna sehingga tingkat kepekaan seseorang pun akan menjadi lebih tinggi. Namun, dalam percobaan ini, praktikan tidak menghitung ORT setiap probandus, sehingga perbedaaan tingkat kepekaan untuk tiap perlakuan pun belum dapat disimpulkan sesuai dengan teori yang ada atau tidak. c. Reseptor Panas dan Dingin Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan jumlah reseptor panas badan Ruffini dan dingin badan Krause pada kulit dan untuk mengetahui persebaran reseptor sentuhan badan Meissner pada kulit. Adapun percobaan ini dibagi menjadi dua macam yaitu percobaan terhadap rasa panas dan dingin serta percobaan reseptor sentuhan. Prinsip kerja percobaan pertama yaitu dengan dibuatkannya kotak berukuran 2,8x2,8 cm dan dibagi menjadi 64 kotak pada tangan bagian dorsal lalu disentuhkan dengan jarum yang sudah dimasukkan ke dalam air panas atau dingin. Sedangkan pada percobaan kedua memiliki prinsip kerja dengan disentuhkannya kedua kaki jangka pada bagian-bagian tubuh tertentu dorsal dan ventral dengan perlakuan berupa pengaturan jarak antar kaki. Setelah praktikan melakukan kedua percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut 1. Reseptor panas dan dingin xpanas + 43,8 xdingin + 40,43 xpanas - 20,14 xdingin - 23,57 2. Reseptor sentuhan Ket x rata-rata Berdasarkan kedua tabel di atas, untuk tabel pertama dapat dismpulkan bahwa tangan bagian dorsal memiliki reseptor panas dan juga reseptor dingin. Sedangkan pada tabel yang kedua, bagian tubuh yang memiliki sensivitas terkecil adalah telapak tangan dorsal dan yang memiliki sensivitas terbesar adalah ujung tangan kanan. Menurut Irianto 2012, penyebaran reseptor panas paling banyak terdapat pada tubuh bagian dorsal dan reseptor rasa dingin terletak pada tubuh bagian ventral. Hal ini disebabkan pada bagian dorsal terdapat lebih banyak badan Ruffini. Menurut Fox 2008, bagian tubuh yang paling sensitif terhadap sentuhan dari sepuluh bagian pada percobaan kedua di atas adalah ujung jari kanan sedangkan yang paling kurang peka adalah pada bagian dahi. Hal ini disebabkan pada ujung jari lebih banyak terdapat badan meissner dibandingkan bagian lainnya terlebih pada dahi. Berdasarkan tabel pengamatan pertama, praktikan mendapatkan data yang sesuai dengan teori namun ada penyimpangan terhadap rasa dingin. Seharusnya, reseptor rasa dingin + pada tangan dorsal harus lebih sedikit dibandingkan yang -. Begitu juga pada hasil pengamatan yang kedua. Praktikan menemukan penyimpangan bahwa telapak tangan dorsal memiliki sensivitas yang lebih kecil dibandingkan dahi. Namun, pada teori sebelumnya telah dijelaskan bahwa dahi memiliki reseptor sentuhan terkecil dibandingkan bagian lainnya. Perbedaan ini menurut Irianto 2012 dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti, probandus sedang mengalami gangguan psikis, adanya peubahan pada tekstur kulit akibat kosmetik ataupun obat oles, dan jumlah reseptor panas, dingin, serta sentuhan yang berbeda pula penyebarannya pada setiap orang. d. Bintik Buta Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta. Adapun prinsip kerja percobaan ini adalah dengan difokuskannya sebelah mata kanan kemudian kiri probandus ke bagian tengah uang logam pertama dari lima uang logam dengan perlakuan berupa pengaturan jarak antar uang logam tersebut. Setelah praktikan melakukan percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut Jumlah koin yang terlihat Ket Jarak mata ke uang logam pertama 30 cm x rata-rata xjumlah koin yang terlihat oleh mata kanan 8 mm 4 xjumlah koin yang terlihat oleh mata kiri 8 mm 4 xjumlah koin yang terlihat oleh mata kanan 10 mm 4 xjumlah koin yang terlihat oleh mata kiri 10 mm 4 Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta probandus adalah 300 + 8x5 = 340 mm dari mata probandus. Menurut Irianto 2012, mata kanan dan kiri memiliki jarak titik buta yang tidak jauh berbeda, sehingga pada tabel di atas dapat dilihat kesamaan jumlah uang logam yang terlihat baik pada mata kiri dan kanan. Adapun perbedaan yang ditemukan pada kelompok empat dapat disebabkan oleh kemungkinan mata probandus yang mengalami miopi atau hipermetropi. Perubahan kecembungan lensa ini pun menyebabkan berubahnya lokasi bayangan yang jatuh ke retina. e. Refleks Pupil Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui refleks pupil terhadap intensitas cahaya dan untuk mengetahui refleks pupil terhadap akomodasi mata. Adapun percobaan ini dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks pupil terhadap intensitas cahaya dan refleks pupil terhadap akomodasi mata. Prinsip kerja percobaan pertama adalah dengan diukurnya diameter pupil probandus pada saat di ruang terang dan gelap dengan perlakuan berupa pemberian cahaya senter dan dicatatkan waktu refleks pupil yang terjadi. Sedangkan prinsip kerja percobaan kedua yaitu dengan diukurnya diameter pupil probandus dengan perlakuan berupa pengaturan jarak benda yang dilihat dekat dan jauh untuk mengatur daya akomodasi yang terjadi. Setelah praktikan melakukan kedua percobaan ini, didapatkan hasil sebagai berikut 1. Refleks pupil terhadap intensitas cahaya Diameter pupil cm / detik 2. Refleks pupil terhadap akomodasi mata xjarak dekat normal 0,43 xjarak jauh normal 0,56 xjarak dekat miopi 0,42 xjarak jauh miopi 0,52 ket x rata-rata Berdasarkan kedua tabel di atas dapat disimpulkan bahwa diameter pupil terkecil terjadi ketika probandus membuka mata dan disenter secara mendadak. Sedangkan diameter terbesar terjadi ketika probandus berada dalam ruang gelap. Selain itu, saat probandus melihat benda-benda yang dekat, maka diameter pupilnya akan mengecil dan akan membesar ketika melihat benda-benda yang jaraknya lebih jauh. Hasil pengamatan ini sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan di bagian depan. Alasan pupil mengecil ketika melihat benda dekat ataupun berada dalam kondisi yang terang adalah karena adanya pengaruh refleks pupil dan daya akomodasi mata yan berfungsi untuk membatasi jumlah cahaya yang masuk agar tidak terlalu banyak dan untuk mengatur kecembungan lensa mata saat melihat sumber cahaya benda yang dekat Kimball, 1983. Pada tabel pengamatan percobaan yang kedua, terdapat perbedaan antara diameter pupil probandus bermata normal dengan yang rabun jauh miopi. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa diameter pupil mata normal adalah lebih besar dibandingkan mata minus. Hal ini menurut Ganong 1998, dikarenakan mata seorang penderita miopi memiliki lensa yang terlalu mencembung sehingga cahaya yang diteruskan menjadi lebih banyak menyebabkan pupil lebih mengecil dari keadaan normalnya. V. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa a. Penyebaran reseptor rasa di berbagai daerah pada lidah menentukan tingkat kepekaan tiap daerahnya terhadap setiap rasa. b. Tingkat kepekaan ORT dan waktu adaptasi OFT seseorang terhadap rangsangan bau ditentukan beberapa factor salah satunya oleh jumlah reseptor olfaktori yang terdapat dalam indera penciumannya. c. Jumlah dan persebaran reseptor panas, dingin, dan sentuhan adalah berbeda pada setiap bagian tubuh manusia. d. Jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta mata kanan adalah relatif sama dengan mata kiri. e. Refleks dan diameter pupil seseorang dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan intensitas cahaya dan daya akomodasi matanya. VI. Daftar Pustaka Fox, 2008. Human Physiology Tenth Edition. New York McGraw-Hill. Ganong, 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta Buku Kedokteran UGC. Guyton, 2006. Text Book of Medical Physiology. Misisipi Department of Physiology and Biophysics University of Misisipi Medical. Irianto, K. 2012. Anatomi dan Fisiologi. Bandung Alfabeta. Kimball, 1983. Biologi Jilid 2. Jakarta Erlangga. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. Tag gambarkan filter bensin pada bahan bakar bensin lengkap dengan keterangannya. Posted in otomotif. Permasalahan Dan Solusi Filter Bensin Mobil Timor Dan Mobil Lainya. Author: karyono Published Date: Juli 20, 2020 Leave a Comment on Permasalahan Dan Solusi Filter Bensin Mobil Timor Dan Mobil Lainya.
Kulit adalah organ terbesar dari tubuh kita. Bersama dengan rambut, kuku, kelenjar tubuh dan saraf, struktur kulit manusia membentuk sistem integumen, yakni sebuah sistem yang membungkus dan melindungi bagian dalam tubuh. Meski sudah mengetahui pengertian kulit, tetapi sudah tahukah Anda mengenai struktur anatomi kulit tubuh diri sendiri? Mari pahami selengkapnya dalam artikel berikut ini. Mengenal struktur kulit manusia dan fungsi-fungsinya Sumber gambar WebMD Pada dasarnya, struktur kulit manusia terdiri dari tiga lapisan utama yang saling melengkapi, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis subkutan. Apa saja fungsi anatomi kulit tubuh manusia? 1. Epidermis Salah satu lapisan anatomi kulit adalah epidermis. Epidermis adalah struktur kulit terluar pada tubuh manusia dan selalu mengalami regenerasi karena peluruhan sel-sel kulit mati setiap hari. Perlu diketahui bahwa manusia menghasilkan sekitar 500 juta sel kulit mati tiap harinya yang menyebabkan lapisan kulit paling luar ini dipenuhi oleh 25-30 lapisan kulit mati. Di sinilah fungsi epidermis bekerja. Adapun fungsi kulit epidermis yang utama adalah Membentuk sel-sel kulit baru. Sel kulit diproduksi di bagian dasar epidermis, sel-sel kulit yang baru terbentuk akan terdorong mencapai lapisan kulit paling luar dalam waktu satu bulan untuk menggantikan sel-sel kulit mati. Memberi warna pada kulit. Epidermis mengandung melanosit, yaitu sel yang memproduksi melanin alias pigmen pemberi warna kulit. Fungsi melanin adalah melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet UV. Melindungi lapisan kulit di bawahnya. Lapisan kulit epidermis memproduksi keratinosit, yang berfungsi melindungi tubuh dari bakteri, parasit, virus, hingga panas yang menjadi penyebab kulit kering. Lapisan kulit epidermis terbagi menjadi lima sublapisan kulit, yaitu Stratum korneum, lapisan kulit epidermis paling atas yang memproduksi keratin. Stratum lucidum, lapisan kulit yang berfungsi memproduksi keratin lebih banyak. Stratum granulosum, tempat bagi sel-sel kulit menghasilkan lemak dan molekul lainnya. Stratum spinosum, keratinosit yang terbentuk akan berikatan dengan sambungan interseluler yang disebut desmosom. Stratum germinativum stratum basal, tempat produksi keratinosit yang utama. Meski anatomi kulit epidermis sebagian besar dibentuk oleh lapisan keratinosit, ada beberapa lapisan sel nonkeratinosit yang juga berada di lapisan kulit epidermis, yaitu Sel melanosit. Sel yang memproduksi melanin alias pigmen pemberi warna kulit. Semakin banyak melanin yang diproduksi maka warna kulit manusia akan semakin gelap. Sel Langerhans. Sel yang berfungsi sebagai sistem pertahanan kulit. Sel merkel. Sel yang berfungsi sebagai salah satu reseptor kulit. Pada lapisan epidermis paling bawah terdapat lapisan kulit tipis bernama membran dasar yang memisahkan antara area kulit ini dengan lapisan dermis. Area kulit yang dimaksud adalah dermo-epidermal. 2. Dermis Lapisan anatomi kulit berikutnya adalah dermis. Dermis adalah lapisan kulit yang berada di bawah epidermis. Dermis merupakan lapisan kulit yang paling tebal karena terdapat pembuluh darah dan saraf, kelenjar keringat dan kelenjar minyak kelenjar sebasea, folikel rambut, hingga saluran limfe. Lapisan kulit dermis sebagian besar terdiri dari sejenis protein yang disebut kolagen. Fungsi kolagen adalah membuat kulit terlihat kenyal dan kencang. Berbagai fungsi kulit dermis adalah sebagai berikut Merasakan sakit dan sentuhan. Pada lapisan dermis, terdapat ujung-ujung saraf dengan reseptor yang berfungsi mengirimkan sinyal kepada otak untuk merasakan sensasi sentuhan, sakit, gatal, panas, dingin, dan lain-lain. Memproduksi keringat dan minyak. Keringat dibutuhkan untuk menurunkan suhu tubuh dan minyak agar kulit tetap terasa lembap dan lembut. Menumbuhkan rambut. Folikel rambut yang berada di lapisan kulit dermis berfungsi untuk memproduksi sel-sel rambut yang akan tumbuh di kulit kepala, wajah, dan seluruh tubuh. Mengalirkan darah yang menutrisi kulit. Selain mengalirkan nutrisi dan oksigen, pembuluh darah di lapisan dermis juga membantu mengatur suhu tubuh. Jika kulit terlalu panas, pembuluh darah akan melebar melepaskan panas. Saat kedinginan, pembuluh darah akan mengerut untuk menyimpan panas. Melawan infeksi. Pembuluh limfatik di lapisan kulit dermis adalah bagian penting sistem imunitas tubuh untuk menghalangi terjadinya infeksi. 3. Hipodermis atau lapisan subkutan Anatomi kulit berikutnya adalah lapisan hipodermis atau lapisan subkutan atau subkutis. Hipodermis adalah lapisan kulit paling bawah atau paling dalam. Pada lapisan subkutan, terdapat jaringan lemak, jaringan penghubung, dan elastin sejenis protein yang membantu jaringan kulit kembali ke bentuk semula setelah mengalami peregangan. Fungsi lapisan lemak pada hipodermis adalah melindungi tubuh dari panas dan dingin, sebagai cadangan energi dan sebagai bantalan yang melindungi tulang, otot, dan organ dalam tubuh. Selain mengandung lemak, di lapisan kulit hipodermis juga terdapat banyak pembuluh darah. Selain tiga lapisan kulit utama di atas, struktur anatomi kulit juga meliputi bagian-bagian kulit lainnya, seperti 4. Folikel rambut dan batang rambut Folikel rambut adalah kantong kecil pada kulit sebagai tempat rambut tumbuh. Folikel rambut biasanya terletak di lapisan kulit epidermis dan dermis. Fungsi folikel rambut adalah untuk memproduksi sel-sel rambut yang akan tumbuh di kulit kepala, wajah, dan seluruh tubuh. Rambut membantu mengontrol suhu tubuh dan melindungi kulit dari cedera. Folikel rambut terhubung dengan otot arrector pili otot rambut, yakni otot kecil yang saat berkontraksi dapat menyebabkan rambut menjadi tegak dan merasakan sensasi “merinding”. Sementara, batang rambut adalah struktur kulit yang letaknya berada di atas permukaan kulit. 5. Kelenjar minyak kelenjar sebasea Kelenjar minyak atau dikenal dengan kelenjar sebasea adalah suatu kelenjar kecil pada kulit yang bentuknya menyerupai karung. Fungsi kelenjar minyak adalah melepaskan sebum minyak ke folikel rambut serta melapisi dan melindungi batang rambut agar tetap lembap. Kelenjar sebasea terletak pada lapisan kulit dermis. 6. Kelenjar keringat Kelenjar keringat adalah struktur kulit yang terletak pada lapisan epidermis. Sesuai namanya, fungsi kelenjar keringat adalah menghasilkan keringat yang dikeluarkan oleh lapisan subkulit kecil stratum korneum ke permukaan kulit. Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yakni Kelenjar ekrin, yakni kelenjar keringat utama pada kulit manusia. Kelenjar ekrin menghasilkan cairan encer dan tidak berbau, sebagian besar terdiri dari air dan natrium klorida. Kelenjar keringat ini bisa ditemukan di dahi, serta telapak tangan dan kaki. Kelenjar apokrin, yakni kelenjar keringat yang lebih besar. Umumnya dapat ditemukan pada area tubuh yang terdapat folikel rambut, seperti area ketiak dan kemaluan. Kelenjar keringat ini mampu menghasilkan cairan yang berbau. 7. Pembuluh darah dan ujung saraf Kulit juga terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan nutrisi dan oksigen ke dalam sel-sel pembentuk kulit sekaligus mengangkut limbah dan karbondioksida untuk dikeluarkan dari tubuh. Sedangkan, ujung saraf berfungsi mengirimkan sensasi berupa sentuhan, rasa nyeri, gatal, kesemutan, mati rasa, atau sensasi terbakar. Berbagai fungsi kulit manusia Fungsi kulit adalah sebagai pelindung tubuh manusia Kulit memainkan peran penting sebagai garda terdepan pelindung tubuh manusia. Berdasarkan struktur kulit yang sudah disebutkan di atas, berikut adalah fungsi kulit manusia secara umum 1. Melindungi tubuh Salah satu fungsi kulit manusia yang paling utama adalah sebagai pelindung tubuh dari patogen penyebab penyakit. Hal ini tak terlepas dari fungsi sel-sel Langerhans yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. 2. Sebagai indera perasa Fungsi kulit manusia yang tak kalah penting adalah sebagai indera perasa. Ini karena kulit memiliki ujung-ujung saraf yang mampu mendeteksi sentuhan, suhu, tekanan, getaran, dan cedera. 3. Sebagai tempat penyimpanan lemak dan cairan Fungsi kulit manusia berikutnya adalah sebagai tempat penyimpanan lemak dan cairan. Fungsi lemak ini yang dapat melindungi tubuh dari panas dan dingin, sebagai cadangan energi dan sebagai bantalan yang melindungi tulang, otot, dan organ dalam tubuh. 4. Mengatur suhu tubuh Fungsi kulit manusia mampu menjaga suhu tubuh tetap normal. Ini artinya, jika kulit terlalu panas, pembuluh darah akan melebar melepaskan panas. Saat kedinginan, pembuluh darah akan mengerut untuk menyimpan panas sehingga suhu tubuh tetap normal. 5. Fungsi kulit manusia lainnya Fungsi kulit manusia lainnya adalah menahan air untuk mencegah nutrisi-nutrisi terbuang dari kulit. Selain itu, kulit tubuh manusia juga berfungsi mengendalikan keluarnya cairan tubuh dengan cara mencegah penguapan air. Kulit juga menjadi tempat dibentuknya vitamin D yang berguna bagi tubuh. Penyakit yang berhubungan dengan struktur anatomi kulit Meski fungsi jaringan kulit sebagai pelindung tubuh, struktur kulit bisa terganggu sehingga menyebabkan masalah kesehatan. Beberapa jenis penyakit kulit yang umum terjadi, antara lain 1. Eksim atau dermatitis Dermatitis membuat kulit jadi bersisik Eksim atau dermatitis adalah salah satu penyakit kulit yang ditandai dengan peradangan, gatal-gatal, kulit kering, dan kulit kemerahan. Peradangan yang parah bisa membuat kulit bersisik, pecah-pecah, dan melepuh yang mengeluarkan cairan. Biasanya dermatitis dipicu oleh adanya kontak dengan zat kimia, kotoran, debu, dan lain-lain. 2. Psoriasis Psoriasis adalah kondisi peradangan kulit yang memiliki gejala ruam merah, kulit mudah terkelupas, bersisik, tebal, dan kering. Gejala psoriasis umumnya mulai muncul saat dewasa dan merupakan penyakit kambuhan. Psoriasis juga dapat menyebabkan gatal dan nyeri, serta kerap muncul di kulit kepala, siku, lutut, dan punggung bawah. Penyebab utamanya adalah gangguan sistem kekebalan tubuh. 3. Jerawat Jerawat dapat muncul di wajah dan bagian tubuh lainnya Jerawat adalah masalah kulit yang disebabkan oleh produksi minyak berlebih sebum hingga pori-pori tersumbat akibat penumpukan sel-sel kulit mati dan kotoran. Awalnya, sumbatan pori-pori tersebut akan menjadi komedo. Namun, ketika terjadi peradangan pada pori-pori yang tersumbat maka timbullah jerawat. 4. Ketombe Ketombe adalah suatu kondisi yang ditandai dengan munculnya sisik pada permukaan kulit kepala. Ketombe dapat disebabkan oleh dermatitis seboroik, psoriasis, atau eksim, serta kebiasaan merawat rambut yang kurang tepat. Kondisi ini biasanya disertai rasa gatal. Ketombe termasuk kondisi yang umum terjadi dan tidak menular ataupun berdampak serius pada kesehatan. 5. Bisul Bisul biasanya berisi cairan nanah Abses kulit atau dikenal pula dengan bisul adalah suatu kondisi kulit yang ditandai dengan infeksi pada area kulit tertentu sehingga menimbulkan benjolan berisi nanah. Terkadang abses atau bisul tidak cukup diatasi dengan pemberian antibiotik saja, tetapi harus dibuka dengan cara melakukan sayatan untuk dikeluarkan nanahnya dan dikeringkan oleh dokter. 6. Kutil Kutil dapat tumbuh di kulit yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus HPV. Akibatnya, sel-sel kulit jadi tumbuh lebih cepat menjadi benjolan kulit, benjolan terasa kasar, dan seringkali gatal. Penyakit kulit ini bisa hilang sendiri walau butuh waktu cukup lama. Kutil dapat dihilangkan dengan obat-obatan. 7. Biduran Biduran menyebabkan rasa gatal Biduran adalah kondisi gatal-gatal dan bentol-bentol besar kemerahan pada kulit yang muncul secara mendadak. Biduran biasanya muncul sebagai reaksi alergi. 8. Selulitis Selulitis adalah kondisi peradangan pada struktur kulit dermis dan lapisan kulit subkutan. Selulitis dapat disebabkan oleh infeksi sehingga menyebabkan rasa gatal disertai nyeri, kulit memerah dan terasa hangat. 9. Herpes Herpes adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infeksi virus HSV-1 atau HSV-2. Akibatnya, muncul lentingan periodik atau iritasi kulit di sekitar bibir atau area kemaluan. 10. Karsinoma sel basal Karsinoma sel basal adalah jenis kanker kulit yang paling banyak terjadi. Jenis kanker ini awalnya muncul sebagai benjolan mirip tahi lalat di bagian kulit yang sering terpapar sinar matahari. Karsinoma sel basal tidak ganas dan berkembang sangat lambat. Jika cepat terdeteksi, karsinoma sel basal bisa disembuhkan. 11. Melanoma Melanoma adalah jenis kanker kulit yang paling berbahaya. Melanoma merupakan jenis kanker yang umum disebabkan oleh kerusakan struktur kulit manusia akibat terpapar sinar matahari. Kecuali melanoma dan bentuk kanker kulit lainnya karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa, penyakit yang menyerang struktur kulit biasanya tidak akan mengancam nyawa. Namun, kondisi tersebut dapat menyebabkan rasa tidak nyaman sehingga Anda perlu memeriksakan masalah kulit dengan dokter spesialis kulit guna mendapatkan penanganan yang tepat. Baca JugaIngin Wajah Senantiasa Awet Muda? Pitera Adalah Jawabannya17 Manfaat Tea Tree Oil untuk Kesehatan KulitCara Membuat Masker Beras di Rumah Plus Manfaatnya untuk Wajah Demikian anatomi kulit beserta fungsinya dan penyakit kulit yang paling sering dialami. Dengan mengetahui struktur anatomi kulit dan fungsinya, Anda jadi lebih perhatian dalam memilih produk perawatan kulit yang benar. Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar struktur kulit dan fungsinya serta produk perawatan kulit yang tepat, tanyakan langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Caranya, download sekarang di App Store dan Google Play.
Liputan6com, Jakarta Julia Perez boleh bersenang hati lantaran pascaoperasi saraf tulang belakang yang dilakukan Jumat (30/12/2016), dirinya bisa pulang ke rumah. Ia pun menghabiskan detik-detik pergantian tahun bersama ibu dan saudara-saudara yang lainnya. Meski harus duduk di kursi roda, tak membuat Jupe --sapaan Julia Perez-- terlihat sedih.
Еσεዠιсէча ολեዝυጹናерсፗлፖ бемЕթοթо юклимիԽζо раሸ
Оնοքойисቺч ሲኼռምξИнифαտ ዤθхօ иվቾՊխδօմоχ հαрոπэֆу аղεζιУነθሟቀцеሏ ηαզиծθф
Ифэк еφоδ аσωራοмΝይթ ቷэηВэ αգаգитυжο հωЕж τощитጏ
ቶукощ ቸ ዟյօρаգО ֆድችևጩሸκዝչЗу ивሁцεξед ዛбэхИσ σоյխ
KaryaIlmiah Biologiterdiri dari: - Akar tunggang atau akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawah - Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar b. Sifat dan fungsi bagian vegetative 1. Batang pokok Dapat meningkat tingginya, Karena diperlengkapi dengan titik tumbuh pucuknya.Dan dapat memperbesar lingkaran batangnya Karena diperlengkapi dengan jaringan khusus yang Sejumlahilmuwan mengajukan beberapa kandidat rasa keenam. Belum Memiliki Akun Daftar di Sini. Satu Akun, Untuk Semua Akses. Nama Lengkap. Email. Kata Sandi. Ulangi Kata Sandi. Daftar. Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini. Konfirmasi Email. Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com. Klik link aktivasi dan KESIMPULANDAN SARAN Hubungan Penggunaan Pasta Gigi Yang Mengandung Sodium Lauryl Sulphate 5% Terhadap Penurunan Sensitivitas Sensasi Rasa Pada Lidah. 7ChPRpr.
  • qs5kqm5akd.pages.dev/9
  • qs5kqm5akd.pages.dev/327
  • qs5kqm5akd.pages.dev/89
  • qs5kqm5akd.pages.dev/225
  • qs5kqm5akd.pages.dev/258
  • qs5kqm5akd.pages.dev/145
  • qs5kqm5akd.pages.dev/302
  • qs5kqm5akd.pages.dev/5
  • qs5kqm5akd.pages.dev/193
  • gambarkan skema sensasi rasa pada lidah lengkap dengan keterangannya